Titre: L’or Bleu, artinya emas biru. Menurut kami
judul ini dipakai karena film ini menceritakan tentang berharganya sebuah air. L’or yang berarti emas. Seperti yang kita tahu, emas adalah
sesuatu yang berharga dan dilindungi serta disimpan secara baik baik oleh
seluruh umat manusia. Sedangkan Bleu adalah warna yang digambarkan
untuk air, dimana dalam judul ini, harapannya orang orang bisa memperlakukan
sebuah air seperti sebuah emas.
Scénario écrit
par les élèves de CE2 de l’ecole Caroline Aigle de Mondonville.
Réalisation :
BlueCut Production / Sam Toppan
L’année de production : Juin
2012
Pemain :
Delphine
Soulerot – Guru
Yohan Roualdes -
Issa
Huguette Ferial
– Murid perempuan 1
Amandine
Grosclaude – Murid perempuan 2
Sinopsis :
Film pendek ini bercerita tentang
seorang anak laki-laki yang sedang mengamati orang yang disekelilingnya yang
sedang membuang-buang air dengan sia-sia. Lalu anak laki-laki tersebut
membayangkan 5 tahun kedepan bagaimana situasi di Prancis jika mengalami
kekeringan karena banyak orang yang membuang air dengan percuma. Selain
mengamati anak laki-laki tersebut juga membantu menghemat air dengan cara menyumbat
saluran air, karena saluran air tersebut menyala terus-menerus.
Analisis Instrinsik
a. Tema : Lingkungan
Karena
film pendek tersebut mencritakan tentang pemborosan air, membuang air dengan
sia-sia, dan dapat di prediksikan 5tahun kedepan Prancis akan kekeringan
b. Alur : Maju dan mundur
Karena menceritakan rangkaian
kejadian/peristiwa yang berlangsung secara berurutan dari awal dan kemudian ada
saat dimana pemeran utama membayangkan keadaan 5 tahun kedepan lalu rangkaian
cerita kembali ke waktu awal tersebut.
c. Tokoh dan Penokohan :
Delphine
Soulerot ( guru ) :
Tegas, dan disiplin
Murid perempuan 1 : Licik dan nakal
Murid perempuan 2 : Pasrah, sabar, tidak pendendam
d. Latar :
1. Waktu : Pagi dan
siang
2. Tempat : Sekolah dan
daerah perumahan
3. Suasana : Ramai dan
memprihatinkan
Nilai
Apresiasi :
a.
Nilai Hiburan
Film ini menarik karena dimana ada
suatu kejadian yang membuat penonton tercengang atau kaget yaitu ketika 5 tahun
kedepan Prancis akan mengalami kekeringan. Tapi ternyata itu hanya sebuah
prediksi dari seorang anak laki-laki.
b.
Nilai Pendidikan/Moral
1.
Jangan membuang-buang air dengan
sia-sia / jangan boros air
2.
Gunakan air seperlunya
3.
Jangan mengambil sesuatu yang bukan
haknya
c.
Nilai Artistik
Desaign sekolah yang menyediakan
permainan-permainan tradisional, seperti: sepak bola, dan lompat tali.
Kritik Film
/ Penilaian
Film
ini ingin menyampaikan ajakan untuk menghemat air supaya di masa depan tidak
terjadi kekeringan karena krisis air. Rangkaian film tersebut ada yang hilang
karena tidak dijelaskan bagaimana situasi di desa atau di perumahan ketika
terjadi kekeringan, karena di film tersebut hanya menggambarkan terjadinya
kekeringan di sekolah saja. Tidak ditampakkan darimana asal air, baik yang
untuk diminum maupun yang ada di kran, karena digambarkan di film tersebut,
lingkungan sekolah benar-benar kering, sampai tanaman-tanaman benar-benar
kering. Unsur-unsur dalam film ini juga saling menyatu, baik unsur instrinsik
dan ekstrinsiknya. Film ini sudah cukup menarik dan menghibur, namun sedikit
membosankan karena pemeran utama jarangnya ada dialog antar pemain, sehingga
penonton harus bisa menyimpulkan sendiri isi dari film tersebut. Nilai
pendidikan juga ada karena memang tujuan dari film ini sendiri adalah untuk
mengajak para penonton untuk menghemat air. Begitu pula nilai artistiknya juga
nampak dalam film ini dengan desain sekolah yang menarik. Dari film tersebut,
kita menjadi tersadar untuk menghemat air dan menggunakan air dengan
seperlunya, karena bukan tidak mungkin jika di masa depan kita mengalami
kekeringan karena krisis air, jika di masa sekarang kita membuang-buang air
dengan percuma. Dan dari film ini pula kita dapat mengingat kembali tentang
kejadian-kejadian di sekitar, bagaimana orang sering membuang-buang air dengan
percuma, bahkan mungkin kita sendiri juga pernah melakukannya tanpa sadar, dan
mulai timbul perasaan untuk mengubah sikap-sikap tersebut.
UNSUR SINEMATOGRAFI
Gambar 1.1. sebuah kran air yang masih menyala tapi
tidak gunakan
Pada detik 0:13 digambarkan ada sebuah kran air yang
dibiarkan menyala setelah digunakan untuk menyiram tanaman. Kegiatan ini pada
umumnya dilakukan pada pagi hari, namun seharusnya setelah melakukan menyiram
tanaman kran air dimatikan. Membiarkannya tetap menyala membuat pemborosan pada
air. Teknik framing yang digunakan yaitu teknik Medium Close Up.
Gambar 1.2 seorang anak yang berdiri diatas genangan
air
Pada detik 00:26 dimunculkan seorang anak laki – laki
yang akan berangkat ke sekolah tetapi ditengah jalan langkahnya terhenti karena
dia tidak sengaja menginjak genangan air yang disebabkan oleh air kran yang
tidak dipakai tadi. Sepatu hitam yang dikenakannya itu belum sampai basah dan
teknik sinematografi yang digunakan pada adegan ini menggunakan teknik Close Up.
Gambar 1.3 seorang anak yang mengikat selang air
Pasa detik 0:52 digambarkan anak laki – laki yang mengenakan pakaian olahraga berwarna
putih dan celana pendek berwarna putih yang akan berangkat ke sekolah. Ketika
dia melihat air sampai tercecer di jalan raya, tanpa berpikir panjang dia
langsung mengeluarkan tali yang ada di dalam tasnya dan mengikat kran air
supaya air nya berhenti. Dalam adegan ini menggunakan teknik framing Close Up.
Gambar 1.4 seorang anak yang meninggalkan
wastafle dengan kran yang masih menyala
Pada menit 1:58 di tampilkan segerombolan anak perempuan yang sedang berada di kamar
mandi, setelah menggunakan wastafle mereka malah meninggalkan air nya tetap
menyala. Adegan ini diambil dengan menggunjakan teknik framing Medium Shot.
Gambar 1.5 Segerombolan anak
laki – laki yang bermain air pada wastafle
Pada menit 2:04 di tampilkan segorombolan anak laki – laki yang bermain air di wastafle.
Hal ini sebaiknya jangan sering dilakukan karena dapat membuat krisis air di
kemudian hari. Teknik framing yang digunakan pada scene ini adalah Full Shot.
Gambar 1.6 anak – anak
yang sedang bermain bola
Pada menit 2:19 ada adegan segerombolan anak – anak yang sedang bermain bola dan ada juga
salah satu anak yang sedang iseng menyiram air pada teman – temannya yang
sedang bermain bola. Pada adegan ini menggunakan tekning framing Long Shot.
Gambar 1. 7 Suasana lingkungan yang digambarkan
sangat kering, tumbuhan di sekitarnya mati.
Pada detik 3:32 digambarkan suasana outdoor yang
kering kerontang, tanaman terlihat membutuhkan air. Adegan ini diambil dengan
menggunakan teknik framing Extreme Long
Shot.
Gambar 1.8 Seorang guru yang berdiri di depan
kelas.
Pada detik 3:56 Seorang guru menerangkan didepan
kelas. Tertera waktu di papan tulis “Selasa 23 Juni 2017”, pada hari itu, anak
anak di kelas diperingatkan untuk menghemat air karena pada tahun tersebut air
bersih sudah sangat sulit ditemukan. Dalam scene
ini menggunakan teknik framing Medium
Close Up.
Gambar 1.9 Barisan murid yang mengantri untuk
mencuci tangan.
Pada detik 4:30 terlihat deretan murid harus
mengantri masuk kamar mandi di sekolahnya, demi mendapatkan air bersih untuk
mencuci tangan. Satu per satu mendapatkan sedikit air demi tetap menjaga
kebersihan tangan. Dalam adegan ini menggunakan teknik framing Knee Shot.
Gambar 1.10 Seorang anak sedang meratapi tumbuhan
yang kekeringan.
Pada detik ke 4:51 terlihat gambar seorang gadis
kecil yang memegang tanaman kering. Ia tampak sedih dan meratapinya. Seperti
muncul mimik muka menyesal pada raut wajah sang anak. Pada adegan ini
menggunakan tekning framing Medium Close
Up.
Gambar 1.11 Seorang anak yang berbuat curang dengan
mengisi botol minumnya yang telah habis dengan air temannya.
Di detik 5:01 seorang anak mengisi botol minumnya
yang sudah kosong dengan air minum milik temannya. Padahal di dalam kelas,
setiap anak sudah diberi botol satu satu. Tetapi karna panasnya cuaca mebuat
air dalam botol cepat habis. Dan karna langkanya air, seorang anak mengambil
air milik temannya. Dalam scene ini menggunakan teknik framing Close Up.
Gambar 1.12 Seorang pria berkulit hitam meratapi
air keran yang masih menyala
Menyesalkan perbuatan teman temannya yang lupa diri
akan pentingnya air bagi kehidupan. Lupa keadaan saat seluruh manusia nantinya
akan benar benar membutuhkan air. Pada adegan ini menggunakan teknik framing Big Close Up.
Kesimpulan:
Film ini lebih banyak menggunakan teknik Close Up, untuk memperjelas ekspresi atau tindakan tokoh, dan juga memperjelas apa yang ingin disampaikan dari film tersebut. Hal itu sangat mendukung film ini agar penonton dapat memahami apa yang ingin disampaikan dari film ini. Sudah sangat jelas bahwa apa yang ingin disampaikan dari film ini adalah ajakan untuk menghemat air, supaya di masa depan, tidak terjadi kekeringan. Walaupun mungkin saat ini dirasa air sangat melimpah, tapi kita tidak akan pernah tahu bahwa di masa depan bisa saja terjadi kekeringan jika kita tidak menghemat air dari sekarang.
Film ini lebih banyak menggunakan teknik Close Up, untuk memperjelas ekspresi atau tindakan tokoh, dan juga memperjelas apa yang ingin disampaikan dari film tersebut. Hal itu sangat mendukung film ini agar penonton dapat memahami apa yang ingin disampaikan dari film ini. Sudah sangat jelas bahwa apa yang ingin disampaikan dari film ini adalah ajakan untuk menghemat air, supaya di masa depan, tidak terjadi kekeringan. Walaupun mungkin saat ini dirasa air sangat melimpah, tapi kita tidak akan pernah tahu bahwa di masa depan bisa saja terjadi kekeringan jika kita tidak menghemat air dari sekarang.
ANGGOTA KELOMPOK:
Dwi Elok Yunitasari
Fifi Refa Ayuni
Sabrina Anadya Ibadi
Syifa Shara Salsabila
Tidak ada komentar:
Posting Komentar